Waktu menunjukan jam 13.00wib. Panas matahari seakan-akan menjadi teman dikala siang bagi masyakat kota gudek ini. Seperti biasa perkuliahan di fakultas hukum akan dimulai. Mahasiswa berlalu lalang hanya untuk mencari kelas yang sudah menjadi kebiasaan di jam perkuliahan. “Penyusunan kontrak” adalah mata kuliah wajib di Fakultas Hukum. Perkuliahan yang diajar oleh dosen yang sering berlogat medok ini serasa kurang nyaman. Sebut saja pak Rio. Perkuliahan yang berada di lantai dua, tepatnya di TS 2/5 terasa panas dan gerah.
Alat pendingin ruangan yang digunakan untuk membantu proses perkuliahan mati. Kegelisahan dialami seluruh mahasiswa yang ada di ruang berukuran 8x8 m2. Tampak wajah kusut penuh keringat yang terlihat. Memang cuaca hari ini sangat panas. Perkuliahan yang seharusnya fokus pada materi menjadi terganggu. Sekitar 20 orang menyibukan diri untuk mengurangi panasnya ruangan. mengambil secarik kertas lalu mengibaskan di dekat muka. Itulah kegiatan mahasiswa ketika dalam ruangan. Ada juga mahasiswa yang membuka kancing baju dan sesekali meniup ke dalam hanya untuk memperoleh kesejukan. Tak terkucali pak rio,menarik sapu tangan dari saku hanya untuk mengusap keringat di dahi.
Perkuliahanyang berlangsung sekitar 2 jam ini memang terasa kurang kondusif. Salah seorang mahasiswa mengeluh akan fasiltas dikampus perjuangan ini.
“protes aja, uang spp dinaikin koq fasilitas kita gak mumpuni”. Celoteh mahasiswa nagkatan 2008 ini pada teman sebelahnya.
Pendingin ruangan memang sangat dibutuhkan saat proses perkuliahan berlangsung. Ruangan yang kecil berpenghuni sekitar 50 mahasiswa ini terasa panas dan pengab. Ventilasi sebagai tempat pertukaran udara memang harus diperhatikan. Puluhan manusia menghirup oksigen secara bersama-sama begitu juga saat mengeluarkan karbondioksida. Keadaan ruang yang tertutup membuat manusia berebut oksigen. Banyaknya zat karbon dalam suatu ruangan akan terasa pengab dan panas.
Kurang cermatnya pihak kampus terhadap ruangan kelas dinilai sangat merugikan mahasiswa. Seharusnya, sebelum perkuliahan berlangsung pihak fakultas atau yang di beri kewenangan setidaknya mengecek fasiltas ruangan. Mulai dari alat pendingin, pengeras suara maupun penerangan.
Upaya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa harus menjadi perhatian lebih. Jangan sampai mahasiswa yang selalu di bebani dengan biaya mahal, akan tetapi kebutuhan masih terabaikan. Mahasiswa yang percaya akan pihak kampus untuk mengelola uang yang di peruntukan membantu proses belajar.
Kelalaian pihak kampus akan kejadian ini mendorong opini mahasiswa bahwa ada rasa ketidak percayaan. Dimana mahasiswa mulai mempertanyakan tentang uang perkuliahan yang kemana saja? Permasalahan ini akan menjadi bom waktu yang akan meledak pada saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar